Pendidikan Islam dan Tradisi Manik Beladau
Abstract
The aims of this study is to describe the stages of implementing the Manik Beladau tradition in Nanga Mahap District, the compatibility and incompatibility between this tradition and Islam, and how Islam views this tradition. This research has used a qualitative approach and descriptive method. Meanwhile, data collection has been carried out by observation and interviews. The results showed that the aim of the Manik Beladau tradition was to prevent bad luck for the bride and groom by bathing them in water mixed with various flowers, leaves and fruit; then gave them water that had been prayed for; fumigated their bodies; and ordered them to step on eggs covered with lumps of rice. From an Islamic perspective, there is compatibility and incompatibility between this tradition and Islam. However, this tradition does not have to be abandoned because these conflicting things can still be modified so that they are compatible with Islam.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan tahapan pelaksanaan tradisi Manik Beladau di Kecamatan Nanga Mahap, mengungkap titik temu antara tradisi tersebut dengan ajaran Islam, serta mengetahui pandangan Islam terhadap tradisi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Sementara itu, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari tradisi Manik Beladau ialah untuk menghilangkan hal-hal buruk pada pasangan pengantin dengan cara memandikan mereka dengan air yang dicampur dengan berbagai bunga, daun, dan buah; kemudian memberikan mereka air yang sudah didoakan; mengasapi tubuh mereka; hingga menyuruh mereka menginjak telur yang ditutup dengan gumpalan nasi. Jika dinilai dari ajaran Islam, terdapat keselarasan dan pertentangan antara tradisi ini dengan Islam. Meski demikian, tradisi ini tidak lantas ditinggalkan sebab hal-hal yang bertentangan tersebut masih dapat diperbaiki sehingga ia dapat benar-benar sejalan dengan ajaran Islam.
Kata Kunci: Manik Beladau, Islam, Melayu
Downloads
References
Badan Pusat Statistik. (2015). Mengulik Data Suku di Indonesia. Diambil dari https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di-indonesia.html
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Los Angeles: SAGE.
Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Barat. (2021). Data Kependudukan Kecamatan Nanga Mahap Kabupaten Sekadau. Diambil dari https://data.kalbarprov.go.id/dataset/data-kependudukan-kecamatan-nanga-mahap-kabupaten-sekadau-30-juni-2021
Esse, M. S. (2016). Aurat Wanita dan Hukum Menutupnya Menurut Hukum Islam. Al-Maiyyah: Media Transformasi Gender dalam Paradigma Sosial Kegamaan, 9(2).
Faruq, U. (2013). Kritik atas Kontroversi Hadis tentang Aurat Laki-laki. Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis, 3(1).
Fitriasari, E. T. (2022). The Functions of Social Capital and Local Wisdom in Handling Covid-19 Pandemic in West Kalimantan. International Journal of Science and Society, 4(4).
Kuntowijoyo. (2001). Muslim Tanpa Masjid: Essai-essai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai Strukturalisme Transendental. Bandung: Mizan.
Kurniawan, S. (2018). Globalisasi, Pendidikan Karakter dan Kearifan Lokal yang Hybrid Islam pada Orang Melayu Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian, 12(2).
Lestari, D. F. E. H., Hermansyah, & Kurniawan, S. (2018). Nilai-Nilai Multikultural dan Pendidikan Islam dalam Tradisi Terempoh Melayu Sintang. JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education, 1(1).
Madri, Putra, P., & Aslan. (2021). The Values of Islamic Education in The Betawar Tradition of The Sambas Melayu Society. At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1).
Madriani, R. (2021). Living Teologi Tradisi Tolak Bala Bepapas pada Masyarakat Desa Parit Setia Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin, 1(2).
Mariana, D. (2019). Melihat Tradisi Manik Beladau, Prosesi “Buang Sial” di Kalbar. Kumparan. Diambil dari https://kumparan.com/hipontianak/melihat-tradisi-manik-beladau-prosesi-buang-sial-di-kalbar-1sRXqFs0hDJ/full
Mukhsin, M. (2009). Revitalisasi Islam Kultural. Semarang: Walisongo Press.
Noviansyah, Yanti, M. H., Damero, L., & Heriyanto. (2022). Meriam Karbit dan Robo’-Robo’: Pelestarian Tradisi Ikonis Melayu Kalimantan Barat dalam Pencapaian Maqashid Syari’ah. Jurnal Alwatzikhoebillah: Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora, 8(2).
Qardhawi, Y. (2000). Halal dan Haram dalam Islam. Surabaya: Bina Ilmu.
Riansyah. (2023). Tradisi Saprahan Bentuk dari Kesetaraan dalam Masyarakat Melayu Sambas. Jurnal Seni Desain dan Budaya, 8(1).
Ridwan, Setiani, Sandy, & Susanti, E. (2022). Pelaksanaan Khataman Al-Qur’an (Tradisi Sosial Keagamaan Pada Masyarakat Melayu Kota Pontianak). Al-Afkar: Journal for Islamic Studies, 5(4).
Sabiq, S. (1994). Fiqh al-Sunnah. Beirut: Dar Al Fikr.
Scares, J. A. (1997). A Reformulation of The Concept of Tradition. International Journal of Sociology and Social Policy, 17(6). https://doi.org/10.1108/eb013310
Sriliza. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Berpantang 40 Hari Setelah Melahirkan pada Masyarakat Melayu Sambas. Attadrib: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 3(1).
Suprapto. (2020). Dialektika Islam dan Budaya Nusantara: Dari Negosiasi, Adaptasi, hingga Komodifikasi. Jakarta: Kencana.
Susanto, R., & Muharani, M. (2019). Tradisi Mandi Pengantin dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Kearifan Lokal Masyarakat Muslim Melayu Padang Tikar). JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education, 2(2).
Syafi’i, I. (2004). Ringkasan Kitab al-Umm (M. Y. A. Mutholib, Penerj.). Jakarta: Pustaka Az-Zam.
Thamrin, H. (2018). Antropologi Melayu. Yogyakarta: Kalimedia.
Wahab, Erwin, & Purwanti, N. (2020). Budaya Saprahan Melayu Sambas: Asal Usul, Prosesi, Properti dan Pendidikan Akhlak. Arfannur: Journal of Islamic Education, 1(1).
Wahyuddin, Ilyas, A. M., Saifulloh, M., & Muhibbin, Z. (2013). Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Copyright (c) 2023 Arfannur
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.